14 Mei 2009

IT’S TIME FOR FLOOR TIME!

Secara umum, bermain merupakan aktifitas menyenangkan yang terjadi secara alamiah. Anak memiliki kesempatan luas untuk bereksplorasi dan berimajinasi secara aktif. Nah, floor time, selain menyenagkan, juga memiliki segudang manfaat, diantaranya:

MERANGSANG OTAK.
Bermain yang melibatkan orangtua dan anak secara efektif, akan membentuk emosi positif yang akan mengoptimalkan tumbuh kembang otak anak, Emosi positif menekan kadar kortisol (stress hormone) sehingga meningkatkan asupan glukosa pada hippocampus, bagian dari otak besar yang berperan pada kegiatan mengingat dan navigasi ruangan. Dengan begitu, hippocampus cukup punya energi menjalankan fungsinya sebagai pusat memori, Selanjutnya turut meningkat pula sejumlah fungsi neurotransmitter, yang memungkinkan sel saraf berkomunikasi satu sama lain. Selain membuat sel-sel saraf tidak mudah rusak. Ada pula yang mengatakan, metode floor time yang dilakukan setiap hari selama minimal 30 menit, dapat merangsang keseimbangan otak kanan dan otak kiri.

MENJALIN KEDEKATAN EMOSI.
Melalui floor time diharapkan dapat tercipta kedekatan emosi antara orangtua dan anak. Ini karena Floor Time dapat menjadi wadah untuk mencurahkan perasaan dan gagasan.

MENCIPTAKAN KOMUNIKASI TERBUKA
Pola komunikasi menjadi terbuka. Komunikasi antara anak dan orang tua berkembang baik. Bahkan kemampuan verbal anak pun berkembang karena teristimulasi.

MELATIH KONSENTRASI
Floor time pada intinya melakukan aktivitas bersama yang berkualitas tanpa gangguan dari pihak lain, bahkan televisi. Dengan begitu, anak bisa memberikan antensinya pada suatu kegiatan tertentu pada suatu waktu. Perhatiannya tidak terbagi-bagi. Otomatis itu akan melatih daya konsentrasinya. Anak bisa belajar lebih cepat karena kemampuannya berkonsentrasi.

Sumber : Nakita

04 Mei 2009

Sabar Menanti Si Buah Hati

Hampir setiap orang yang hidup berumah tangga, akan merindukan kehadiran seorang buah hati dalam kehidupannya. Mereka yang belum dikaruniai keturunan, akan melakukan berbagai ikhtiar untuk mendapatkannya. Ada kalanya mereka harus bersabar bertahun-tahun, untuk menunggu lahirnya buah hati. Tak jarang pula, mereka harus rela dengan takdir Allah, yang tidak memberikan keturunan hingga akhir hayatnya.
Anak memang harta yang tak ternilai, dan merupakan amanah dari Allah. Sudah selayaknya kita mensyukuri kehadiran mereka, serta berusaha membesarkan dan mendidik mereka dengan sebaik-baiknya. Sungguh sangat disayangkan, bila saat ini banyak orangtua yang tak menghendaki kehadiran anaknya. Hingga mereka pun tega membuang anaknya sendiri atau menyia-nyiakannya.
Bagaimana kita akan mempertanggungjawabkannya di Hari Akhir nanti, bila ditanya apa yang telah kita lakukan pada anak-anak yang telah diamanahkan pada kita itu?
ANAK SEBERAPA PENTINGKAH?
Ada seorang laki-laki yang sudah berumah tangga selama 20 tahun, tetapi tidak memiliki anak. Kemudian dia menikah lagi, namun belum juga dikaruniai anak, bahkan akhirnya bahtera rumah tangganya dengan kedua istrinya harus berakhir. Akhirnya, laki-laki ini menikahi seorang janda yang sudah memiliki anak, untuk meyakinkan bahwa yang dinikahinya adalah wanita yang subur.
Beberapa waktu kemudian, istrinya pun melahirkan beberapa anak yang sudah sangat lama dia idam-idamkan. Betapa penting arti seorang anak yang terlahir dari darah dagingnya sendiri, bagi laki-laki ini.
Selain sebagai penerus keturunan dan pewaris apa yang kita miliki, anak juga adalah salah satu "perhiasan" dunia. Ketika masih bayi, ia adalah makhluk mungil yang lucu nan wangi, juga menggemaskan. Semua orang suka menimang dan bercanda dengannya. Setiap detik pertumbuhannya adalah kejutan, kebanggaan, dan kebahagiaan bagi orangtuanya.
Ketika anak mulai bisa tengkurap, merangkak, berjalan, dan mengucap sepatah dua patah kata, orangtua akan merasa girang bukan kepalang. Rumah tak akan terasa sunyi lagi, dengan hadirnya si buah hati. Suara canda, tawa, dan tangisnya akan selalu mengisi hari-hari. Saat orangtua harus meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, maka bayangan anaknya akan selalu melintas, sehingga ia ingin segera pulang untuk melepas kerinduan.
Allah berfirman, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia, kecintaan kepada hal-hal yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali-'Imran: 14)
BELAJAR DARI NABI ZAKARIA
Betapa hidup akan terasa sepi, tanpa kehadiran si buah hati. Namun, bagi Anda yang belum dikaruniai amanah ini, tidaklah perlu berkecil hati. Mari, kita tengok sejenak kisah Nabi Zakaria.
Usia Nabi Zakaria telah senja. Rambutnya telah banyak beruban, dan tulang-tulangnya pun telah rapuh. Ia tidak dapat berjalan kecuali hanya pergi ke tempat ibadah yang telah menjadi kebiasaannya, dan menyampaikan nasihat-nasihatnya, kemudian disusul dengan beribadah. Setelah itu, di penghujung hari, ia kembali untuk menghabiskan gelap malam bersama istrinya yang juga sudah renta, di rumahnya.
Nabi Zakaria sangat ingin memiliki seorang anak. Namun, harapan itu hanya dipendam dalam hatinya, karena ia tahu, usianya dan istrinya sudah sangat renta. Hingga suatu hari, ketika ia menjenguk Maryam di mihrabnya, didapatinya keponakannya yang dalam pengasuhannya itu, tengah mendapatkan rezeki berupa buah-buahan yang tidak pada musimnya.
Padahal, Zakaria tak pernah mengizinkan orang lain untuk menjenguk Maryam. Dia benar-benar menjaga kesucian gadis yang ahli ibadah itu. Maka, Nabi Zakaria pun terheran-heran, dari mana Maryam mendapatkan buah-buahan itu?
Zakaria pun bertanya kepada Maryam, "Wahai Maryam, dari mana kamu memperoleh makanan ini?" Maryam menjawab, "Makanan itu dari sisi Allah. Saat pagi datang aku melihat rezeki itu telah ada dan ketika sore tiba aku melihat rezeki itu telah ada. Padahal aku tidak mengusahakan rezeki tersebut, dan tidak pula meminta kebaikan itu kepada Allah. Rezeki itu mendatangiku sebagai sebuah anugerah, dan aku pun menemukannya di hadapanku dengan mudah. Lalu, mengapa Paman merasa bingung dan aneh? Bukankah Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas?"
Keterangan dari Maryam itu telah menyadarkan Zakaria, bahwa rahmat Allah itu sangat luas. Bila Allah Maha Kuasa memberi rezeki kepada Maryam berupa buah-buahan dalam mihrabnya, maka tentulah mudah bagi Allah untuk memberinya seorang anak, bila Dia menghendaki. Ya, meskipun dirinya dan istrinya sudah tua renta dan keriput, tetapi segala sesuatu adalah mudah bagi Allah .
Maka, dengan penuh keyakinan, dia pun memanjatkan doa kepada Allah,
"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku (orang-orang yang akan mengatur urusan orang banyak) sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah bagiku dari sisi-Mu seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (Maryam: 4-6)
Maka Allah pun menjawab doanya,
"Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu (yaitu engkau) akan (memperoleh) seorang anak yang bernama Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia." (Maryam: 7)
Demikianlah, akhirnya Allah mengaruniakan Yahya, seorang anak yang shalih lagi cerdas kepada Nabi Zakaria.
SEMUA PASTI ADA HIKMAHNYA
Setiap ketentuan Allah pasti ada hikmahnya. Demikian juga apa yang telah Dia tentukan untuk kita. Jika hingga saat ini rumah tangga kita belum juga dikaruniai keturunan, mungkin memang itulah yang terbaik buat kita. Barangkali kita memang belum benar-benar siap untuk menjadi orangtua yang baik. Mungkin pula, Allah memang sengaja menguji kesabaran kita atau Dia memiliki pertimbangan lain, yang tidak kita ketahui.
Allah berfirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Yang pasti, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah. Teruslah berdoa dan berikhtiar, kemudian terimalah apa yang telah menjadi ketentuan-Nya dengan ikhlas.
KIAT AGAR MEMPEROLEH KETURUNAN
Selain dengan memperbanyak doa, kiat-kiat sederhana berikut bisa Anda praktikkan:
1.Jalani pola hidup sehat, rajinlah berolah raga, dan konsumsi makanan yang bergizi seimbang.
2.Hindari stres dan kelelahan.
3.Sering-seringlah mengonsumsi makanan/suplemen yang menunjang kesuburan. Misalnya tauge, wortel, madu, habbatussauda,
4.Jauhi merokok serta alkohol. Kedua hal itu, selain haram, juga bisa menurunkan tingkat kesuburan.
5.Lakukan hubungan intim secara teratur, dan jagalah selalu kebersihan organ vital Anda agar terhindar dari berbagai kuman dan penyakit. (Oel)
Terakhir Diperbaharui ( Monday, 05 Rabi'ul Awal 1430 07:21 )